Ini Langkah Pendidik SMAN 1 Palangka Raya Cegah Kasus Perundungan - Liputan Sbm

08/04/2024

08/04/2024

26 July 2022

Ini Langkah Pendidik SMAN 1 Palangka Raya Cegah Kasus Perundungan

PALANGKA RAYA - Hari anak nasional yang jatuh pada hari sabtu tanggal 23 Juli 2022 kemarin digelar di Kebun Raya Bogor dan acara tersebut dihadiri secara langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). 

Dalam sambutannya Presiden Joko Widodo meminta supaya kasus perundungan jangan terjadi lagi, dan Presiden juga meminta semua pihak untuk mencegahnya yakni orang tua, para pendidik dan seluruh masyarakat. 

Dikutip dari setkab.go.id tanggal 23/07/2022 presiden mengatakan “Saya kira perundungan yang namanya penyiksaan fisik, yang namanya kekerasan secara verbal, kekerasan fisik saya kira semuanya jangan terjadi lagi. Dan ini sekali lagi tanggung jawab orang tua, tanggung jawab para pendidik, tanggung jawab sekolah, dan tanggung jawab masyarakat, kita semuanya,”.

Permasalahan perundungan memang sering terjadi dan hal ini sering kita lihat di sekolah-sekolah, yang dimana senior membully juniornya serta, siswa/i yang kuat membully siswa/i yang lemah.

Untuk mengetahui apa saja yang dilakukan oleh para pendidik dalam mencegah perundungan di Sekolah, maka awak media Liputan SBM mecoba berbincang dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Palangka Raya Drs Arbusin di ruang kerjanya jalan AH Nasution kota Palangka Raya, Provinsi Kalteng. 

"Di SMA Negeri 1 Palangka Raya untuk menghadapi perundungan ini, kita sudah membuat langkah-langkah melalui Bakasisiswaan untuk membuat tata tertib, dan tata tertib ini berbentuk buku saku serta dibagikan kepada semua siswa. Buku saku ini ditandatangani oleh anak dan diketahui oleh orang tua murid," ucap Arbusin. 

"Bila terjadi perundungan maka siswa ini harus mengisi buku saku tersebut dan siswa tersebut akan mendapat point berupa nilai, dan apabila siswa tersebut melakukan berapa kali maka akan diserahkan penanganannya kepada guru BP," katanya.

Arbusin juga mengatakan SMA Negeri 1 Palangka Raya mengajarkan tentang karakter dan ada lima unggulan karakter yang ada disekolah tersebut, yakni Religius, sopan, kerja keras, disiplin dan kebersihan. 

Lebih lanjut Arbusin juga meminta para guru terutama wali kelas agar benar-benar memperhatikan para muridnya, dan di sekolah ini juga melakukan asesmen diagnostik yang dimana para siswa dipetakan agar bisa dipantau 

"Ada tiga hal yang dipetakan, yang pertama literasi yakni untuk melihat sejauh mana anak dalam membaca buku, yang kedua Numerasi untuk melihat IQ anak supaya bisa dilihat kepintaran anak ini akan diarahkan kemana, yang ketiga gaya belajar anak . Jadi asesmen diagnostik ini adalah memetakan keadaan anak agar kita tahu ke arah mana anak ini dalam mengambil jurusannya nanti", ungkapnya. 

Arbusin menjelaskan juga para Pendidik di SMA Negeri 1 ini setiap satu minggu selalu mengadakan evaluasi perkembangan siswa dan ini akan dirapatkan sehingga perkembangan setiap siswa di SMA negeri 1 ini dapat diketahui. 

"Bila ada anak yang sudah ditegur berkali kali dan masih juga melakukan tindakan perundungan maka dengan terpaksa anak tersebut akan kami kembalikan ke orang tuanya," pungkasnya. 

Pewarta : Andy Ariyanto | Liputan SBM

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda