 |
| Kades Datai Nirui, Naek Marusaha saat berfoto di depan Gedung DPR RI. |
Dengan langkah tegap dan semangat membara, dia membawa spanduk yang berisi tuntutan agar dana desa segera dicairkan untuk kepentingan masyarakat Desa Datai Nirui.
Namun, di hadapan pintu Gerbang DPR RI, harapannya pupus. Meskipun telah berusaha keras untuk mendapatkan audiensi dengan anggota dewan, Naek harus menerima kenyataan bahwa permohonannya ditolak.
Kekecewaan menghiasi wajahnya. Sejak Maret 2024, dia berusaha keras di sekretariat kepresidenan untuk menyuarakan aspirasi masyarakatnya.
Naek menjelaskan bahwa selama dua tahun terakhir, Pemerintah Desa tak menerima anggaran, mengakibatkan kegiatan pembangunan dan pemenuhan hak-hak warga terkatung-katung.
Baginya, Desa Datai Nirui bukan sekadar nama dalam dokumen, melainkan kesejahteraan hidup bagi ribuan warganya.
“Perjalanan yang saya lewati sudah sangat panjang, untuk itulah saya berorasi didepan Gedung Dewan menemui Ketua DPR RI, guna menyampaikan keluhan terkait dana desa kami yang belum cair,” ucapnya.
Naek menegaskan bahwa dana desa bukan sekadar angka dalam rekening, melainkan nyawa bagi masyarakatnya.
Menurutnya, dengan dana tersebut kebutuhan pokok seperti kesehatan, BLT, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat bisa terpenuhi.
Dengan langkah tegar dan semangat yang tak surut, Naek bertekad untuk menyuarakan hak-hak masyarakatnya.
Meskipun menghadapi tantangan dan penolakan, dia yakin suara mereka akan didengar dan hak mereka akan dipenuhi.
Sesuai semangatnya, dia tidak akan menyerah sebelum melihat keadilan terwujud bagi Desa Datai Nirui. (red)
