![]() |
LIPUTANSBM, PALANGKA RAYA — Stand Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIA Palangka Raya dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Palangka Raya mencuri perhatian dalam gelaran Huma Betang Night yang digelar Sabtu malam, 5 Juli 2025.
Di tengah gemerlap acara yang mengangkat kebudayaan Dayak dalam bingkai NKRI, karya para warga binaan tampil menonjol bukan hanya sebagai produk, tapi sebagai simbol harapan.
Mulai dari kerajinan getah nyatu, anyaman, tas rotan, hingga camilan hasil olahan dapur warga binaan, semua tertata rapi di atas meja pamer. Kreativitas mereka bukan hanya memikat mata, tapi juga mengundang decak kagum dari para pengunjung.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kakanwil Ditjenpas) Kalimantan Tengah, I Putu Murdiana, hadir langsung meninjau stand tersebut. Ia menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif Rutan dan Lapas Perempuan Palangka Raya dalam acara budaya tahunan ini.
“Saya sangat mengapresiasi langkah kreatif yang dilakukan Rutan Palangka Raya dan Lapas Perempuan Palangka Raya. Pameran ini bukan hanya sekadar ajang promosi, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan Warga Binaan agar bisa lebih mandiri dan produktif,” ujar Kakanwil.
Keikutsertaan mereka dalam pameran ini bukan semata demi eksistensi, melainkan bagian dari program pembinaan kemandirian yang terus digiatkan. Produk-produk yang ditampilkan tidak sekadar hasil tangan, tapi juga cerminan proses panjang di balik tembok pemasyarakatan proses belajar, berlatih, dan tumbuh.
Sinergi dua UPT Pemasyarakatan ini pun patut diacungi jempol. Kolaborasi antara Rutan dan Lapas Perempuan tak hanya memperkaya ragam produk, tapi juga mempertegas komitmen bersama dalam menciptakan warga binaan yang siap kembali ke tengah masyarakat dengan bekal keterampilan.
Kakanwil menyebut pameran semacam ini sebagai bentuk pembinaan holistik yang nyata. Lebih dari sekadar memasarkan produk, ini adalah ikhtiar membangun jembatan antara narapidana dengan dunia luar, melalui karya dan kreativitas.
“Semoga ke depan, karya-karya ini bisa semakin dikenal luas, tidak hanya di Kalimantan Tengah tetapi juga di tingkat nasional. Inilah bentuk nyata semangat pembinaan yang humanis dan berdaya guna,” tutupnya.
Partisipasi dalam Huma Betang Night membuktikan bahwa di balik jeruji, asa tetap tumbuh. Dan melalui pameran ini, Rutan serta Lapas Perempuan Palangka Raya menunjukkan bahwa pembinaan bukan sekadar wacana tapi nyata, hidup, dan terus berjalan.
Pewarta : Antonius Sepriyono