Palangka Raya - Pemuda Katolik menggelar Kongres ke 17, tanggal 7-9 Desember 2018 di Kupang – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pengurus Komisariat Daerah Pemuda Katolik Provinsi Kalimantan Tengah mengirim utusan pada kesempatan tersebut, yang terdiri dari utusan komda dan komcab-komcab se-Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah, sebanyak 25 orang utusan.
pada kesempatan Kongres Nasional ini akan membawa beberapa isu strategis di Kalteng, yang harus menjadi perhatian Pemerintah Pusat, Pengurus Pemuda Katolik Kalteng melalui Koordinator Delegasi Kongres Marthinus Mardianus, ketika di konfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Jumat (7/12/2018).
Isu yang akan diangkat tegas Mardi sapaan akrab pria ini, yang pertama adalah Kalimantan Tengah menginginkan Pemerataan Pembangunan, karena tampaknya Kue Pembangunan tidak terbagi rata untuk wilayah Kalimantan; secara khusus Kalimantan Tengah.
Yang kedua, terkait kesejahteraan masyarakat. Seperti diketahui umum, bahwa Petani Karet dan Petani Sawit di Kalteng telah lama terpuruk.
Karet masyarakat tidak berharga dan komoditas buah Sawit Masyarakat telah enam bulan ini harganya terjun bebas.
Pada sisi lain, Pemerintah melarang masyarakat untuk membuka lahan dengan cara membakar. Masyarakat Kalimantan Tengah semakin terpuruk dengan situasi ini.
“Kami akan berjuang agar isu ini disuarakan dalam Memorandum Kemasyarakatan Pemuda Katolik. Sehingga sebagai organisasi kepemudaan dapat terus menggeluti isu-isu krusial ini dan bersama-sama Pemerintah mencari jalan keluarnya,” pungkas Marthinus. (eko/red)
pada kesempatan Kongres Nasional ini akan membawa beberapa isu strategis di Kalteng, yang harus menjadi perhatian Pemerintah Pusat, Pengurus Pemuda Katolik Kalteng melalui Koordinator Delegasi Kongres Marthinus Mardianus, ketika di konfirmasi melalui pesan WhatsApp pada Jumat (7/12/2018).
Isu yang akan diangkat tegas Mardi sapaan akrab pria ini, yang pertama adalah Kalimantan Tengah menginginkan Pemerataan Pembangunan, karena tampaknya Kue Pembangunan tidak terbagi rata untuk wilayah Kalimantan; secara khusus Kalimantan Tengah.
Yang kedua, terkait kesejahteraan masyarakat. Seperti diketahui umum, bahwa Petani Karet dan Petani Sawit di Kalteng telah lama terpuruk.
Karet masyarakat tidak berharga dan komoditas buah Sawit Masyarakat telah enam bulan ini harganya terjun bebas.
Pada sisi lain, Pemerintah melarang masyarakat untuk membuka lahan dengan cara membakar. Masyarakat Kalimantan Tengah semakin terpuruk dengan situasi ini.
“Kami akan berjuang agar isu ini disuarakan dalam Memorandum Kemasyarakatan Pemuda Katolik. Sehingga sebagai organisasi kepemudaan dapat terus menggeluti isu-isu krusial ini dan bersama-sama Pemerintah mencari jalan keluarnya,” pungkas Marthinus. (eko/red)
