![]() |
Gambar: Ilustrasi Ikan |
LIPUTANSBM.COM, KALTENG – Ikan merupakan sumber protein hewani yang
kaya akan nutrisi, terutama asam lemak omega-3 yang bermanfaat bagi kesehatan
jantung dan fungsi otak. Namun, di balik manfaatnya, terdapat risiko kesehatan
yang perlu diwaspadai, khususnya terkait kandungan merkuri dalam beberapa jenis
ikan laut.
Merkuri adalah logam berat yang bersifat toksik dan dapat
terakumulasi dalam tubuh ikan, terutama spesies predator yang berada di puncak
rantai makanan. Paparan merkuri dalam jangka panjang, terutama pada kelompok
rentan seperti ibu hamil, menyusui, dan anak-anak, dapat berdampak buruk
terhadap sistem saraf, fungsi ginjal, dan perkembangan otak janin.
Ikan dengan Kandungan Merkuri Tinggi
Berdasarkan data dari berbagai lembaga lingkungan dan
kesehatan, berikut adalah daftar jenis ikan dengan kadar merkuri yang relatif
tinggi dan sering dikonsumsi di Indonesia:
- Tuna
Mata Besar (Big Eye Tuna) – Kandungan merkuri sekitar 0,689 ppm.
- King
Mackerel (Tenggiri) – Memiliki kadar merkuri 0,730 ppm.
- Ikan
Todak (Swordfish) – Kandungan merkuri mencapai 0,995 ppm.
- Hiu
– Sebagai predator laut, hiu memiliki kadar merkuri sekitar 0,979 ppm.
- Tilefish
(Ikan Jabad) – Memiliki kandungan merkuri tertinggi, sekitar 1,123
ppm.
- Orange
Roughy – Ikan predator ini memiliki kandungan merkuri sekitar 0,571
ppm.
- Marlin
– Kandungan merkuri dalam ikan ini mencapai 0,485 ppm.
- Barramundi
– Memiliki kandungan merkuri yang cukup tinggi.
- Lobster
– Mengandung merkuri dalam tingkat sedang, sekitar 0,166 ppm.
Konsumen disarankan untuk membatasi konsumsi jenis-jenis ikan tersebut, khususnya pada frekuensi mingguan, guna menghindari akumulasi merkuri dalam tubuh.
Sebagai alternatif yang lebih aman, masyarakat dianjurkan
untuk memilih jenis ikan dengan kadar merkuri rendah, seperti:
- Ikan
Salmon
- Ikan
Nila
- Ikan
Kembung
- Ikan
Sarden
- Ikan
Lele
Jenis-jenis ini umumnya berada di bagian bawah rantai
makanan laut dan tidak memiliki kadar merkuri yang tinggi.
Adapun kandungan merkuri dalam ikan dapat berasal dari beberapa sumber berikut:
- Pencemaran
Industri
Limbah industri, termasuk dari pertambangan dan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, sering mengandung merkuri yang mencemari badan air. - Proses
Alamiah
Aktivitas geologis seperti letusan gunung api dan erosi batuan dapat melepaskan merkuri ke lingkungan secara alami. - Bioakumulasi
dan Biomagnifikasi
Ikan kecil yang mengonsumsi plankton tercemar merkuri akan dimakan oleh ikan yang lebih besar, menyebabkan merkuri menumpuk pada spesies predator laut. - Emisi
dari Pembakaran Batu Bara
Pembakaran batu bara menghasilkan emisi merkuri yang dapat terbawa angin, jatuh ke perairan, dan masuk ke rantai makanan laut.
Merkuri dan Dampaknya terhadap Kesehatan
Merkuri (Hg) adalah logam berat berbahaya yang berbentuk
cair pada suhu kamar dan sering digunakan dalam industri, termasuk termometer,
sakelar listrik, lampu neon, serta dalam proses penambangan emas.
Paparan merkuri dalam jumlah besar atau dalam jangka panjang
dapat menyebabkan:
- Kerusakan
sistem saraf pusat
- Gangguan
ginjal dan hati
- Gangguan
perkembangan pada janin
- Penurunan
fungsi kognitif dan motorik
Karena itu, penggunaan merkuri telah dibatasi atau dilarang dalam berbagai produk, termasuk kosmetik dan peralatan rumah tangga, untuk mengurangi dampaknya terhadap manusia dan lingkungan.
Meskipun ikan adalah bagian penting dari pola makan sehat, penting untuk memperhatikan jenis dan frekuensi konsumsinya. Pemilihan ikan rendah merkuri serta kesadaran terhadap sumber pencemaran logam berat menjadi langkah preventif penting untuk menjaga kesehatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan laut. (Red)