Menteri PPPA Mengapresiasi dan Mendorong Pemberdayaan Perempuan di Kab. Lombok Utara - Liputan Sbm

16 April 2021

Menteri PPPA Mengapresiasi dan Mendorong Pemberdayaan Perempuan di Kab. Lombok Utara



Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga dalam kunjungan kerjanya ke Kab. Lombok Utara mengapresiasi dan turut mendorong pemberdayaan perempuan di Daerah tersebut.


Selain berdialog dengan para penggiat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kab. Lombok Utara, Menteri PPPA juga meresmikan Radio Sekolah Perempuan Darurat Siaga Covid-19 "Nina Bayan" (15/04).


Bukan tanpa alasan Menteri Bintang memberikan apresiasi kepada perempuan di Kabupaten Lombok tersebut ini dikarenakan pada saat Desa Sukadana di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat yang pada tahun 2018 yang lalu terkena musibah bencana gempa, dan selama tiga tahun warga desa khususnya para perempuan Penyintas (orang yang bertahan hidup) menghadapi bencana berusaha keras memulai kembali kehidupan mereka dan hal ini menjadikan mereka perempuan tangguh dan berdaya ditengah bencana. Sekolah Perempuan yang diinisiasi oleh Institut Lingkaran Pendidikan Alternatif (KAPAL) Perempuan dan Lembaga Pengembangan Sumber Daya Mitra (LPSDM) turut berperan berperan mendorong upaya pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh perempuan Desa Sukadana.


Saat berdialog dengan penggiat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kabupaten Lombok Utara dan meresmikan Radio Sekolah Perempuan “Nina Bayan”.Menteri PPPA Bintang Prayoga mengatakan, “Banyak potensi luar biasa yang dimiliki perempuan di Sekolah Perempuan Desa Sukadana. Sebanyak 33 desa di Kab. Lombok Utara sudah mereplikasi pembentukan sekolah perempuan. Semoga hal baik yang dirintis ini dapat dipertahankan dan terus berkembang. Saya yakin Sekolah Perempuan dapat menjadi wadah bagi perempuan akar rumput dan dapat menjadi contoh baik yang didukung oleh pemerintah daerah. Perempuan dan anak adalah kekuatan yang luar biasa,” katanya.


Bupati Lombok Utara, Djohan Sjamsu mengatakan di usia belianya yang baru 14 tahun, Lombok Utara sudah melakukan banyak hal, termasuk pemberdayaan perempuan melalui Sekolah Perempuan. Djohan berharap Sekolah Perempuan terus memberdayakan dan mengedukasi kaum perempuan di Lombok Utara terkait banyak hal, termasuk bahaya perkawinan anak. Hal tersebut menjadi penting mengingat sebagian besar perempuan dewasa di Lombok Utara menikah pada usia anak.


Denda Singaden Salah satu penggiat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak sekaligus Ketua Sekolah Perempuan Desa Sukadana, menceritakan pengalamannya dalam menginisiasi Pos Pengaduan Perempuan di desanya, utamanya saat terjadi bencana gempa bumi di Lombok Utara. 


“Kami mengorganisir segala bentuk bantuan dari pemerintah maupun donatur, terutama paket pemenuhan kebutuhan spesifik perempuan dan anak yang kami salurkan ke beberapa titik pengungsian. Kami juga mengelola tenda pengungsian ramah perempuan dan anak. Selain itu, kami melakukan pendataan bersama Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil). Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat yang kehilangan dokumennya yang menjadi syarat agar mereka mendapatkan rumah tahan gempa dan perlindungan sosial lainnya dari pemerintah daerah,” cerita Denda Singaden.


Menteri Bintang melanjutkan salah satu wujud pemberdayaan perempuan adalah dengan memberikan media bagi mereka untuk saling berbagi informasi, mengedukasi, dan pada akhirnya tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarga, namun juga bermanfaat untuk bangsa dan negara.


Sri Budi Utami Pendamping Lapangan Radio Sekolah Perempuan, mengatakan radio ini mulai mengudara pada Januari 2021. Ia menceritakan selain memberikan informasi terkait upaya pencegahan Covid-19 dan kekerasan terhadap perempuan dan anak, Radio Sekolah Perempuan “Nina Bayan” juga turut serta mempromosikan hasil produksi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) perempuan binaan Sekolah Perempuan.


“Salah satu program radio kami adalah "Lapak Kita". Melalui program ini kami membantu pelaku UMKM perempuan di Kecamatan Bayan untuk mempromosikan produk mereka. Kami juga menyiarkan Program "Kelas SMP Mari Belajar" yang menghadirkan guru tingkat SMP dari berbagai mata pelajaran. Program ini bertujuan untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan belajar siswa SMP di Kecamatan Bayan yang saat ini masih melakukan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring,” jelas Sri Budi Utami.


Radio ini dapat diakses pada frekuensi 107,7 MHz dan dapat dijangkau oleh masyarakat di Kecamatan Bayan dan sekitarnya. Selain dapat diakses melalui radio elektronik, siaran radio ini juga dapat diakses melalui Aplikasi Android dan Podcast.


Setelah Usai berdialog dengan penggiat pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kabupaten Lombok Utara dan meresmikan Radio Sekolah Perempuan “Nina Bayan”, Menteri Bintang mengunjungi Desa Teniga, Kecamatan Tanjung, Kab. Lombok Utara untuk meninjau hasil produksi UMKM perempuan binaan Institut Kapal Perempuan dan LPSDM, serta Pos Pengaduan Perempuan yang dikelola oleh Sekolah Perempuan. #liputasbm


Sumber : Kemen PPPA

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda