Tahapan Proses Pengaspalan Jalan: Dari Persiapan hingga Finishing - Liputan Sbm

06 April 2025

Tahapan Proses Pengaspalan Jalan: Dari Persiapan hingga Finishing

Gambar: Ilustrasi Rangkaian Pengaspalan Jalan


LIPUTANSBM.COM, KALTENG – Pengaspalan jalan merupakan salah satu pilar utama pembangunan infrastruktur yang berkualitas. Dalam proses ini, dibutuhkan tahapan teknis yang detail dan pelaksanaan yang presisi agar jalan yang dibangun dapat digunakan dalam jangka panjang dan aman dilalui oleh berbagai jenis kendaraan.

Proyek pengaspalan jalan tidak hanya melibatkan penggunaan aspal semata, tetapi juga mencakup serangkaian proses mulai dari survei awal hingga pengujian kualitas akhir. Berdasarkan standar teknik sipil, berikut ini adalah tahapan lengkap yang umumnya dilakukan:

1. Survey dan Perencanaan Teknis

Proses diawali dengan survei lapangan untuk mengidentifikasi kondisi eksisting dan karakteristik tanah. Hasil survei digunakan untuk menyusun perencanaan teknis yang mencakup:

  • Pemilihan jenis perkerasan (rigid atau fleksibel)

  • Spesifikasi material konstruksi

  • Estimasi biaya dan waktu pelaksanaan

  • Strategi keselamatan kerja dan mitigasi dampak lingkungan

2. Pembersihan dan Persiapan Lahan

Lahan dibersihkan dari vegetasi, sampah, dan struktur lama. Jika pengaspalan dilakukan di jalan eksisting, permukaan akan dibongkar atau diratakan. Tujuan tahap ini adalah memastikan area kerja siap dibentuk sesuai dengan desain teknis.

3. Pekerjaan Tanah (Earthwork)

Tanah dasar (subgrade) dibentuk dengan metode cut and fill, kemudian dipadatkan menggunakan alat berat seperti vibratory roller. Tahapan ini penting untuk meningkatkan daya dukung tanah dan menghindari kerusakan struktural di kemudian hari.

4. Pemasangan Lapisan Pondasi Bawah (Subbase)

Lapisan ini menggunakan agregat granular seperti sirtu atau batu pecah kelas C. Fungsinya adalah mendistribusikan beban lalu lintas dan memperkuat kestabilan lapisan atas. Pemadatan dilakukan secara bertahap agar kekuatan struktur terjaga.

5. Pemasangan Lapisan Pondasi Atas (Base Course)

Menggunakan batu pecah bergradasi, lapisan ini menjadi penopang langsung bagi aspal. Permukaannya harus diratakan dan dipadatkan sempurna untuk mencegah deformasi.

6. Penyemprotan Prime Coat

Base course disemprot dengan aspal cair (emulsi atau MC-30) sebagai pengikat antara lapisan pondasi dan lapisan aspal. Prime coat juga berfungsi mengurangi infiltrasi air dan meningkatkan adhesi.

7. Pelapisan Aspal (Surface Course)

Campuran aspal panas (hot mix asphalt) dihamparkan dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan dengan tandem roller serta pneumatic roller. Proses ini dilakukan saat suhu campuran masih tinggi untuk memastikan kelenturan dan kepadatan optimal.

8. Finishing dan Pekerjaan Bahu Jalan

Meliputi perataan bahu jalan, pemasangan drainase, dan perbaikan area sekitar. Tahap ini memperkuat struktur jalan dan mendukung fungsi pendukung lainnya.

9. Marka Jalan dan Fasilitas Pendukung

Setelah pengaspalan selesai, dilakukan pemasangan marka jalan, rambu lalu lintas, lampu PJU, dan guardrail. Marka dicat menggunakan bahan termoplastik atau cat dingin (cold paint) sesuai standar Kementerian PUPR.

10. Pengujian Kualitas dan Pembukaan Jalan

Sebelum jalan dibuka untuk umum, dilakukan uji teknis untuk memastikan kualitas hasil pekerjaan, antara lain:

  • Uji ketebalan dan kepadatan lapisan

  • Pengukuran kadar void

  • Pemeriksaan kekasaran permukaan

Hanya setelah dinyatakan memenuhi standar teknis, jalan dapat dioperasikan. 

Pengaspalan jalan merupakan proses multidisipliner yang membutuhkan sinergi antara perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan mutu. Pelaksanaan setiap tahap dengan tepat akan menghasilkan jalan berkualitas tinggi, aman, dan berumur panjang. Pembangunan infrastruktur jalan yang baik menjadi fondasi penting bagi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Pelaksanaan pengaspalan yang mengikuti standar ketat bukan hanya menjamin keamanan pengguna jalan, tetapi juga memperpanjang usia jalan itu sendiri. Dengan kualitas pelaksanaan yang baik, kebutuhan biaya perawatan pun dapat ditekan dalam jangka panjang.

Pengamat transportasi dan infrastruktur, Ir. Budi Santosa, MT, menekankan pentingnya pengawasan ketat dalam setiap proyek pengaspalan. “Kegagalan pada salah satu tahapan saja, seperti pemadatan tanah dasar yang tidak optimal, bisa menyebabkan kerusakan dini,” ujarnya.

Dengan perencanaan matang dan teknologi tepat guna, pembangunan jalan yang kokoh dan berkelanjutan bukan sekadar impian, melainkan sebuah pencapaian yang bisa dirasakan seluruh lapisan masyarakat. (red)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda