Ansyari Soroti Jalan Rusak di Kalteng: Jangan Lagi Andalkan Tambal-Sulam - Liputan Sbm

Nusantara Baru Indonesia Maju

Nusantara Baru Indonesia Maju

10 June 2025

Ansyari Soroti Jalan Rusak di Kalteng: Jangan Lagi Andalkan Tambal-Sulam

LIPUTANSBM, PALANGKA RAYA – Deretan insiden akibat jalan rusak di Kalimantan Tengah kembali menelan korban. Sorotan publik pun mengarah ke lambannya perbaikan dan pola penanganan yang dinilai tidak menyentuh akar persoalan. 

Wakil Ketua II DPRD Kalimantan Tengah, Muhammad Ansyari, angkat bicara soal ini. Ia menilai, pendekatan tambal-sulam yang selama ini jadi andalan pemerintah sudah waktunya ditinggalkan.

“Kesannya memang ada keterlambatan. Tapi kita lihat respon Pak Gubernur itu cukup cepat. Beliau langsung turun ke lapangan setelah dari Kotawaringin Barat dan menyambangi langsung rumah korban. Itu bentuk empati yang layak diapresiasi,” kata Ansyari usai Rapat Paripurna ke-9 DPRD Kalteng di Palangka Raya, Selasa, 10 Juni 2025.

Namun, empati saja tak cukup. Menurut Ansyari, pola pembangunan infrastruktur jalan di Kalteng selama ini terjebak dalam siklus pemeliharaan jangka pendek. Akibatnya, kerusakan kembali terjadi di lokasi yang sama dari tahun ke tahun.

“Jangan setiap tahun jalan itu lagi, itu lagi. Sudah tahu rusak, dilapis lagi, tapi konstruksinya tidak berubah. Ini pemborosan anggaran dan tidak menyelesaikan akar masalah,” ujarnya.

Masalah Lama, Pola Lama

Ansyari menilai akar dari cepatnya kerusakan jalan terletak pada dua hal: pelanggaran tonase kendaraan dan lemahnya pengawasan. Ia menyoroti maraknya kendaraan berbobot 15 hingga 20 ton yang melintasi jalur yang seharusnya hanya menopang beban 8 ton.

“Kita perlu duduk bersama. DPR, dinas teknis, dan aparat penegak hukum harus menyatukan langkah. Kalau tidak, kita hanya buang anggaran untuk jalan yang umur teknisnya tidak pernah mencapai target,” tegasnya.

Menurut dia, masalah jalan rusak tidak hanya terjadi di Kabupaten Katingan. Hampir seluruh wilayah di Kalteng menghadapi problem serupa, termasuk Gunung Mas, Barito, hingga ruas utama yang menghubungkan daerah-daerah strategis.

“Jadi ini sudah masuk kategori masalah sistemik, bukan lokal,” katanya.

Dinas PU Harus Bergerak Cepat dan Tepat

Soal langkah lanjutan, Ansyari menyebutkan bahwa Gubernur Agustiar Sabran sudah menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk bertindak. 

Tapi ia menekankan bahwa tindakan cepat saja tidak cukup. Harus ada perencanaan jangka panjang yang berbasis data kerusakan dan pola cuaca ekstrem yang sudah berulang setiap tahun.

“Kita tidak bisa lagi menyalahkan cuaca. Curah hujan tinggi memang ada, tapi kan ini bukan hal baru. Kalau tahu hujan ekstrem akan terjadi di akhir tahun, ya seharusnya desain teknis dan antisipasi kerusakan sudah dimasukkan ke dalam dokumen perencanaan,” ujar Ansyari.

Ia juga mendorong dilakukannya audit menyeluruh terhadap proyek-proyek jalan yang dibangun dalam lima tahun terakhir. Audit ini penting untuk mengidentifikasi mana kerusakan yang disebabkan oleh cuaca, dan mana yang akibat kegagalan konstruksi atau pelanggaran tonase.

“Jangan disamakan perlakuannya,” ujarnya.

Seruan Pembangunan Berbasis Keberlanjutan

Ansyari menyambut baik komitmen Gubernur Agustiar Sabran yang mendorong pembangunan jalan berkelanjutan, bukan sekadar tambal-menambal. 

“Komitmen Pak Agustiar sangat bagus. Kita di DPRD juga mendorong agar pembangunan jalan yang dilakukan pemerintah itu sekali bangun, bisa tahan lama. Ini soal efisiensi fiskal dan keselamatan pengguna jalan,” jelasnya.

Ia mencontohkan ruas Palangka Raya–Gunung Mas yang hampir setiap tahun menguras anggaran pemeliharaan. Baginya, pola seperti itu tak bisa dibiarkan terus berulang.

“Kalau tiap tahun harus dialokasikan anggaran pemeliharaan di lokasi yang sama, berarti ada yang salah dalam pendekatan kita. Entah dari perencanaan, pengawasan, atau penegakan regulasi,” pungkasnya. (red) 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda