![]() |
Foto bersama Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Kalteng dan Kepala DLH usai audiensi di DLH Kalteng. |
LIPUTANSBM, PALANGKA RAYA — Upaya pengendalian emisi karbon di Kalimantan Tengah kini mulai menyasar kalangan muda. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Tengah menggandeng Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) Kalteng untuk terlibat dalam program pelestarian lingkungan.
Langkah ini dibahas dalam audiensi yang digelar pada Jumat, 11 Juli 2025. DLH membuka ruang kemitraan dengan organisasi kepemudaan tersebut untuk ikut serta dalam pelatihan perhitungan karbon dan edukasi lingkungan berbasis masyarakat.
Kepala DLH Kalteng, Joni Harta, menyebut organisasi seperti Pemuda Katolik memiliki potensi strategis sebagai mitra sosial dalam menyampaikan pesan-pesan lingkungan kepada masyarakat luas.
“Kami punya Bidang IV yang membina kemitraan. Sepanjang organisasi legal secara hukum, sangat terbuka untuk menjadi bagian dari pengelolaan emisi dan kajian lingkungan,” ujar Joni.
DLH selama ini fokus pada pelatihan teknis perhitungan karbon sekaligus pendekatan edukatif yang menyasar masyarakat secara langsung. Melibatkan anak muda dinilai sebagai langkah penting untuk memperkuat gerakan ini.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH, Kristianto, menekankan pentingnya penguatan kapasitas sumber daya manusia dalam isu perubahan iklim.
“Program kami sifatnya menjaga emisi, bukan hanya mengurangi. Kami butuh mitra yang peduli dan paham isu ini,” kata Kristianto.
Di sisi lain, Pemuda Katolik menyambut baik tawaran kerja sama tersebut. Ketua Komda Kalteng, Dorothea S. Jasi, menyatakan organisasinya siap berperan aktif dalam pelatihan dan advokasi lingkungan.
“Kami mengusung nilai keberlanjutan sebagai bagian dari visi gerakan. Isu ini bersentuhan langsung dengan masa depan generasi muda,” kata Dorothea.
DLH berharap keterlibatan Pemuda Katolik mampu menjadi perpanjangan tangan dalam menyebarkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan emisi karbon.
Dengan jaringan luas dan semangat kolaboratif yang dimiliki, organisasi ini dinilai mampu menjangkau hingga tingkat akar rumput.
Kemitraan ini menjadi contoh nyata sinergi antara kebijakan dan gerakan sosial. Pengendalian emisi karbon tak lagi menjadi tanggung jawab pemerintah semata, melainkan panggilan bersama untuk membangun Kalimantan Tengah yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Pewarta : Antonius Sepriyono