 |
LIPUTANSBM, PALANGKA RAYA – Suara tawa dan sorak sorai menggema di RT 05 RW 08 Kelurahan Langkai, Kota Palangka Raya.
Sabtu sore itu, warga Flamboyan tumpah ruah di lapangan kecil untuk menyaksikan sekaligus mengikuti lomba panjat pinang, salah satu tradisi yang tak pernah absen dalam perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Batang pinang yang menjulang, dilumuri pelumas licin, berdiri tegak di tengah arena. Hadiahnya menggoda, mulai dari peralatan rumah tangga hingga aneka kebutuhan sehari-hari yang diikat di puncak.
Warga, tua maupun muda, bersemangat membentuk tim, saling bahu-membahu mendaki batang pinang licin demi meraih hadiah.
Tawa pecah ketika peserta tergelincir, jatuh, lalu bangkit lagi. Di sisi arena, para ibu dan anak-anak bersorak, memberi semangat. Suasana riang ini menjadi wujud kebersamaan dan kekompakan warga.
“Acara ini bentuk syukur kami kepada para pahlawan yang sudah berjuang merebut kemerdekaan. Sekarang giliran kami merayakannya dengan penuh semangat,” ujar salah satu warga dengan senyum sumringah.
Lomba ini bukan sekadar permainan. Bagi warga Flamboyan, panjat pinang adalah simbol gotong royong, sportivitas, dan kebahagiaan bersama.
Di tengah modernisasi, tradisi ini tetap bertahan, mengikat tali silaturahmi di antara warga dan menghidupkan semangat kemerdekaan di usia RI yang ke-80.
Pewarta : Akhmad Sidik
.jpeg "Kuasa Hukum Mantan Lurah Kalampangan Bantah Isu \"Mafia Tanah")
