 |
LIPUTANSBM, PALANGKA RAYA – Berdiri anggun di jantung Bajarum, Gereja Nazaret GKE Bajarum tak sekadar rumah ibadah. Ia adalah monumen hidup perjalanan panjang iman umat Kristen, yang berawal dari persekutuan kecil 11 keluarga perantau dari Kandan di penghujung 1960-an.
Kala itu, jarak menuju gereja terdekat begitu jauh, memaksa kelompok kecil ini membentuk persekutuan ibadah sendiri. Dukungan pun datang dari GKE Kandan pada 1969, menjadi titik tolak yang membawa mereka menuju status jemaat mandiri.
Di masa-masa awal, ibadah rutin dilangsungkan di ruang kelas SDN Bajarum. Namun, keterbatasan itu tak memupus semangat. Perayaan Natal pertama pun mereka rayakan penuh sukacita pada 17 Desember 1970.
Empat tahun berselang, tonggak penting terukir ketika Sinode Resort Sampit menetapkan GKE Bajarum sebagai jemaat definitif pada 1974.
Seiring berjalannya waktu, kerinduan akan rumah ibadah yang layak kian menguat. Tahun 1996 menjadi awal babak baru dengan dimulainya pembangunan gereja pertama, yang kemudian ditahbiskan pada 22 Desember 1999.
Namun, usia bangunan yang menua membuatnya tak lagi memadai sebagai tempat beribadah.
Kerinduan yang sempat terpendam kembali menyala di tahun 2022. Kepala Dinas ESDM Kalimantan Tengah, Vent Christway bersama istri Sinta Kristiani dan seluruh jemaat, mengobarkan kembali semangat untuk membangun gereja yang lebih layak. Pembangunan dimulai pada 3 Juli 2024, dan batu pertama diletakkan pada 25 Agustus 2024.
“Ini bukan sekadar bangunan gereja, tapi simbol iman, perjuangan, dan kebersamaan jemaat GKE Bajarum. Semoga menjadi warisan rohani yang terus menginspirasi generasi berikutnya,” ujar Vent Christway, Selasa (5/8/2025).
Kini, Gereja Nazaret GKE Bajarum berdiri megah. Lebih dari sekadar fisik bangunan, ia adalah buah dari kasih, gotong royong, dan ketulusan hati jemaat serta para donatur yang percaya pada kekuatan kebersamaan.
“Gereja Nazaret GKE Bajarum kini menjadi saksi bisu perjalanan iman yang dimulai dari kesederhanaan, dan berbuah dalam kemegahan, tanpa kehilangan makna spiritualnya,” ungkap Vent.
Pewarta : Antonius Sepriyono
