PALANGKA RAYA - Sebagai langkah antisipasi dan inovasi dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan maupun terjadi kebakaran hutan dan lahan yang tidak sampai menjadi bencana bagi masyarakat Kalteng. Pemprov Kalteng bekerjasama dengan Kemitraan Partnership melaksanakan kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) share learning Perintegrasian Pencegahan Karhutla dan pelatihan Fire Risk System (FRS) pada upaya pencegahan Karhutla di Kabupaten Pulang Pisau, Kamis (24/3/2022).
Kegiatan yang dilaksanakan di Lt.II Hotel Neo Palangka Raya ini dibuka secara resmi oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kalteng, Leonard S. Ampung.
Project Manager SIAP Project, Kemitraan Partnership, Marius Gunawan ketika diwawancarai oleh sejumlah media mengatakan bahwa dalam kegiatan tersebut alasan kenapa pihaknya memilih Kabupaten Pulang Pisau sebagai role mode pelatihan FRS adalah pendekatan cluster yang melibatkan beberapa pihak.
"Lahan gambut mempunyai landscape tersendiri, secara role model maksud kita adalah hal-hal capaian, kita sudah mengembangkan secara regulasi Perbubnya sudah mulai dibahas dan secara kapasitas kita sudah melakukan pelatihan, dan itu fokus pada upaya pencegahan," ujar Gunawan.
Gunawan juga mengatakan bahwa pelatihan FRS yang bertujuan untuk melihat selama enam bulan kedepan, titik-titik atau wilayah desa-desa yang rawan terjadinya karhutla. Sehingga nantinya sebelum karhutla terjadi, sudah ada patroli untuk pencegahan di daerah tersebut.
Dalam hal tersebut juga memberikan penyuluhan kepada masyarakat, untuk melakukan pencegahan seperti melakukan pembasahan lahan. Sehingga poinnya adalah jangan sampai terjadi kebakaran di wilayah yang dimaksud.
"Kemudian kita juga memberikan pelatihan kepada Masyarakat Peduli Api (MPA) tentang alat-alat yang bisa digunakan, masyarakat juga kita beri pengarahan dan juga apa yang sudah kita lakukan di Pulang Pisau adalah membuat rencana yang terintegrasi," ungkapnya.
Salah satunya rencana aksi daerah yang tidak hanya melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), juga melibatkan perusahaan dan masyarakat. Sehingga nantinya diharapkan rencana pencegahan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya dan tepat sasaran.
"IPB sejak tahun 2014 lalu sudah mengembangkan FRS dan ini bisa dianggap sebagai tools untuk memberikan informasi peringatan dini kebakaran hutan dan lahan 1-6 bulan kedepan," kata Sekretaris Pusat Pengelolaan Resiko dan Peluang Iklim IPB Bogor, Muhammad Ardiansyah.
Selain itu, Muhammad Ardiansyah juga menyampaikan bahwa jika tools (FRS) ini digunakan serta dimanfaatkan dengan benar dan langsung dijalankan, Kalteng sendiri mempunyai peluang yang besar untuk mencegah Karhutla.
Pewarta : Antonius Sepriyono | Liputan SBM