LIPUTANSBM.COM, Palangka Raya – Pemerintah Kota Palangka Raya melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) resmi menutup kegiatan Pelatihan Berdasarkan Unit Kompetensi, yang digelar di Aula Wisma Disnaker, Jalan Tjilik Riwut Km 6,5, Senin (5/5/2025). Penutupan ini menandai berakhirnya program pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal dalam menghadapi dinamika pasar kerja yang semakin kompetitif.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Sekretaris Disnaker Kota Palangka Raya Lily Hadianie, S.E., M.AP., yang mewakili Kepala Disnaker, perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Tengah, BPJS Ketenagakerjaan, serta asosiasi dunia usaha seperti REI dan ASPINDO. Para instruktur pelatih dan seluruh peserta pelatihan turut hadir dalam kegiatan ini.
Dalam sambutan Wali Kota Palangka Raya yang dibacakan oleh Lily Hadianie, pemerintah menegaskan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari program strategis rutin yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di wilayahnya. Ia menyebutkan bahwa pelatihan berbasis unit kompetensi memiliki relevansi tinggi terhadap kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang.
“Pelatihan ini merupakan bentuk komitmen kami dalam menghadirkan pelatihan yang adaptif, inklusif, dan berbasis potensi lokal. Kami ingin memastikan bahwa pencari kerja dibekali keterampilan yang benar-benar dibutuhkan oleh dunia kerja,” ungkap Lily.
Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas, Nesiwati, S.E., M.AP., dalam laporannya menjelaskan bahwa pelatihan ini tidak hanya fokus pada peningkatan keahlian teknis, tetapi juga membentuk etos kerja dan disiplin peserta.
Sebanyak 80 peserta dinyatakan lulus dengan capaian yang memuaskan. Produk hasil pelatihan yang dibuat peserta dinilai mencapai tingkat keberhasilan 80 hingga 90 persen, menandakan adanya peningkatan signifikan dalam penguasaan keterampilan.
“Materi yang disampaikan dapat diserap dengan baik oleh peserta. Ini membuktikan bahwa pelatihan ini efektif dalam membentuk tenaga kerja yang produktif dan berkualitas,” terang Nesiwati.
Ia menambahkan, pihaknya berharap peserta mampu terus mengembangkan pengetahuan, keterampilan, serta inovasi yang akan menjadi modal penting dalam menghadapi dunia kerja. Hal ini juga menjadi langkah awal untuk membangun kepercayaan industri terhadap lulusan pelatihan.
Nesiwati juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Palangka Raya serta pihak-pihak yang telah berkontribusi, termasuk APINDO dan REI. Ia berharap kedua asosiasi tersebut dapat menjadi jembatan antara peserta pelatihan dan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja terampil.
“Kami berharap APINDO dan REI dapat merekrut atau merekomendasikan lulusan pelatihan ini kepada perusahaan. Dengan begitu, pelatihan ini tidak hanya menjadi seremonial, tetapi menjadi solusi nyata dalam menekan angka pengangguran di Palangka Raya,” pungkasnya.
Penutupan pelatihan ini sekaligus menjadi refleksi atas pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam menciptakan ekosistem ketenagakerjaan yang berkelanjutan. Ke depan, tantangan globalisasi dan revolusi industri menuntut setiap daerah untuk memiliki strategi pengembangan SDM yang kuat, terukur, dan inklusif.