LIPUTANSBM.COM, PALANGKA RAYA – Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Doris Sylvanus Palangka Raya diduga tengah menghadapi krisis internal
serius yang berdampak pada kesejahteraan tenaga kesehatan (nakes) dan kualitas
pelayanan kepada pasien. Dugaan ini mencuat dalam unggahan akun Instagram
Kaltengpedia, yang menyebutkan adanya kekhawatiran dari masyarakat terhadap
keberlangsungan layanan rumah sakit rujukan tertinggi di Kalimantan Tengah
tersebut.
Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa situasi ini
memunculkan pertanyaan tajam terhadap kinerja manajemen rumah sakit, termasuk
efektivitas pengawasan internal serta peran Dewan Pengawas BLUD (Badan Layanan
Umum Daerah). Sejumlah pihak menilai pengawasan tidak berjalan maksimal di
tengah kondisi keuangan yang kritis, sehingga berpotensi mengancam hak dasar
masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang layak dan manusiawi.
Menanggapi informasi tersebut, Pelaksana Tugas (Plt)
Direktur RSUD Doris Sylvanus, dr. Suyuti Syamsul, memberikan klarifikasi
langsung melalui akun Instagram pribadinya, @suyuti_syamsul. Ia membenarkan
bahwa saat ini RSUD Doris sedang menghadapi tekanan likuiditas yang sangat
berat.
"Saat ini memang RSUD Doris sedang menghadapi tekanan
likuiditas yang sangat berat akibat peninggalan utang manajemen lama yang
jumlahnya sangat banyak," jelas Suyuti. (2/5/2025)
Ia mengungkapkan bahwa manajemen baru tengah bekerja keras
menyelesaikan utang sekaligus menyehatkan keuangan rumah sakit. Sejauh ini,
sebagian utang sudah berhasil diselesaikan, termasuk utang kepada penyedia obat
dan kepada pegawai.
"Sebagian pending obat dari penyedia sudah bisa dibuka
sehingga obat yang tersedia bertambah. Utang kepegawaian juga sudah teratasi
sebagian," tambahnya.
Suyuti menjelaskan bahwa untuk memulihkan kondisi keuangan
RSUD Doris sepenuhnya dibutuhkan waktu yang tidak singkat. Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah, menurutnya, tidak dapat memberikan bantuan dana segar karena
sesuai regulasi, defisit akibat salah kelola tidak menjadi tanggung jawab APBD.
Sebagai upaya efisiensi, manajemen saat ini telah melakukan
pemotongan tunjangan para pengelola rumah sakit untuk membayar utang. Ia
memperkirakan stabilitas keuangan rumah sakit baru dapat tercapai pada akhir
tahun depan.
"Perkiraan kami persoalan keuangan RS Doris baru bisa
stabil kembali akhir tahun depan dan kembali bisa surplus," tutupnya.
Kondisi ini mendapat sorotan tajam dari masyarakat Kalimantan Tengah yang menggantungkan pelayanan kesehatan pada RSUD Doris. Sejumlah kalangan mendesak adanya transparansi dan perbaikan tata kelola agar krisis yang terjadi tidak berlarut-larut dan berdampak lebih luas.