![]() |
LIPUTANSBM, LAMANDAU — Ketua Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (DPD IWAPI) Provinsi Kalimantan Tengah, Hj. Asti Rizky, resmi mengukuhkan dan melantik Ketua DPC IWAPI Kabupaten Lamandau, Norol Latifah Rizky Adytia, beserta jajaran pengurus pada Sabtu, 6 Juli 2025. Acara ini digelar di Kabupaten Lamandau dan dihadiri sejumlah tokoh perempuan penggerak UMKM dari berbagai daerah.
Dalam sambutannya, Asti menegaskan pentingnya peran IWAPI sebagai organisasi perempuan pengusaha yang menjadi mitra strategis pemerintah.
Ia berharap sinergi ini dapat menjadi daya ungkit pemberdayaan UMKM di Kabupaten Lamandau agar lebih kompetitif dan naik kelas, serta mampu menciptakan efek ganda (multiplier effect) bagi kemajuan dan kesejahteraan daerah.
“IWAPI adalah organisasi wanita pengusaha sebagai mitra dari pemerintah, sehingga diharapkan sinergi ini menjadi daya ungkit pemberdayaan UMKM khususnya di Kabupaten Lamandau agar mampu lebih bersaing dan naik kelas sehingga memberikan manfaat yang lebih luas dan multiple efek bagi kemajuan dan kemakmuran daerah,” ujar Asti.
Ia juga memaparkan bahwa berdasarkan data 2024, jumlah UMKM di Kalimantan Tengah mencapai 164.621 unit, dengan lebih dari 60 persen dikelola oleh perempuan.
Fakta ini, menurutnya, menegaskan bahwa perempuan menjadi salah satu pilar penting penggerak ekonomi daerah.
"Perempuan sebagai salah satu pilar dan roda penggerak ekonomi daerah," katanya.
Lebih jauh, Asti mendorong agar fokus program IWAPI ke depan tidak hanya terpaku pada wastra, kriya, dan kerajinan tangan, tetapi mulai bergerak ke sektor ketahanan pangan.
Ia menilai, pemanfaatan lahan mandiri untuk menanam, memanen, hingga mengolah hasil pertanian menjadi kebutuhan pokok bernilai jual adalah langkah strategis menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, geopolitik internasional, dan penyempitan lahan akibat pertumbuhan penduduk.
“Diharapkan juga ke depan fokus utama kita mulai kepada ketahanan pangan, tidak hanya terfokus pada wastra, kriya, kerajinan saja, tetapi mulai beralih pada pemanfaatan lahan mandiri guna menopang kehidupan,” ujarnya.
Asti mencontohkan potensi produk lokal seperti beras merah dan beras hitam dari Desa Bintang Mengalih, Lamandau, yang kini menjadi komoditas unggulan dan bernilai ekonomis tinggi.
Program ketahanan pangan ini, kata Asti, sejalan dengan visi besar nasional dalam Asta Cita Presiden Republik Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Pewarta : Antonius Sepriyono