Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo Dibuka, Kalteng Jadi Titik Persatuan Dayak se-Borneo - Liputan Sbm

23 August 2025

Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo Dibuka, Kalteng Jadi Titik Persatuan Dayak se-Borneo

Penabuhan Katambung bersama sebagai tanda resmi pembukaan Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo di Kalawa Convention Hall.

LIPUTANSBM, PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran membuka secara resmi Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo di Kalawa Convention Hall, Jumat, 22 Agustus 2025.

Acara ini digelar bertepatan dengan Hari Masyarakat Adat Sedunia, sekaligus mengenang tonggak bersejarah Pertemuan Damai Tumbang Anoi 1894, saat para Damang dan tokoh Dayak sepakat menghentikan permusuhan dan meneguhkan persaudaraan.

Rangkaian pembukaan diawali dengan tarian adat Dayak Dadas Bawo yang meriah. Sejumlah tokoh penting hadir, di antaranya Gubernur Kalimantan Utara bersama Pj. Sekda Kaltara, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Gubernur Kalimantan Timur secara virtual, Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) sekaligus anggota DPR RI Marthin Billa, anggota DPD RI Agustin Teras Narang, Wakil Gubernur Negeri Sabah Jeffery Kitingan, Wakil Bupati Sanggau, unsur Forkopimda, dan Sekjen MADN Douglas Tayan.

Tak kurang dari 3.000 peserta memadati ruang acara. Mereka datang dari seluruh Kalimantan, Sabah, hingga Sarawak, membawa semangat persatuan dan identitas Dayak lintas batas negara.

Ketua Panitia John Retei dalam laporannya menyampaikan apresiasi kepada Pemprov Kalteng yang telah mendukung penuh terselenggaranya seminar.

Mengusung tema “Memperkuat Jatidiri Masyarakat Dayak untuk Masa Depan Bermartabat dan Berkelanjutan”, seminar ini bertujuan mengangkat harkat dan martabat Dayak di panggung dunia.

Presiden MADN, Marthin Billa, dalam sambutannya mengungkapkan kebanggaan atas keberpihakan Agustiar Sabran terhadap masyarakat Dayak.

Agustiar sendiri menegaskan bahwa seminar ini bukan sekadar forum diskusi.

“Seminar ini tentu bukan hanya forum diskusi, tetapi juga forum untuk membangun komitmen bersama pemimpin Dayak di Kalimantan dan Borneo. Melalui seminar ini, kita mengingat kembali tonggak bersejarah Perjanjian Damai Tumbang Anoi tahun 1894, ketika para Damang dan tokoh Dayak bersatu menghentikan permusuhan dan meletakkan dasar perdamaian,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa Tumbang Anoi adalah fondasi perdamaian, persaudaraan, sekaligus kemajuan peradaban Dayak di kancah internasional.

“Semangat yang lahir di tepi Sungai Kahayan itu tidak pernah padam, bahkan kini menemukan bentuk barunya melalui Seminar Internasional Pumpung Hai Borneo. Semangat kebersamaan ini melintasi batas daerah dan negara. Meski hidup di tiga negara berbeda Indonesia, Malaysia, dan Brunei kita tetap satu suku bangsa Dayak,” tegas Agustiar.

Sebagai tanda resmi pembukaan, Katambung ditabuh bersama. Di momen yang sama, Agustiar juga menyerahkan Buku Pakat Dayak kepada para gubernur se-Kalimantan.

Puncak acara ditandai penandatanganan komitmen bersama para tokoh dan pemimpin yang hadir. Isinya mendukung Tumbang Anoi sebagai Pusat Peradaban Budaya Dayak Internasional, meneguhkan peran Dayak sebagai suku bangsa yang menjunjung tinggi perdamaian, persaudaraan, dan keberlanjutan peradaban.

Seremoni ditutup dengan orasi kebangsaan dari anggota DPD RI Agustin Teras Narang, perwakilan gubernur se-Kalimantan, dan Gubernur Kalteng sendiri.

Orasi tersebut menjadi penegasan semangat persatuan Dayak lintas daerah dan negara, sekaligus mengukuhkan komitmen membangun masa depan Dayak yang bermartabat di pentas dunia.

Pewarta : Antonius Sepriyono

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda