LIPUTANSBM.COM, Palangka Raya – Peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) kembali terjadi di Kota Palangka Raya seiring dengan kondisi cuaca yang tidak menentu. Kepala UPTD Puskesmas Bukit Hindu, Hellyana, mengungkapkan bahwa pola cuaca ekstrem—panas terik di siang hari dan hujan pada sore atau malam hari—menjadi salah satu faktor utama meningkatnya kasus tersebut di masyarakat. Rabu, 15/10/2025.
Menurut Hellyana, perubahan suhu yang drastis membuat daya tahan tubuh sebagian warga menurun, terutama pada anak-anak dan lansia. “Cuaca yang tidak stabil ini membuat tubuh lebih rentan terserang penyakit pernapasan. Karena itu, kami mengimbau masyarakat agar lebih waspada dan menjaga kesehatan,” ujarnya, Senin (14/10) di halaman SMPN 2 Palangka Raya.
Hellyana menjelaskan, ISPA disebabkan oleh masuknya berbagai mikroorganisme ke saluran pernapasan, terutama virus seperti rhinovirus, influenza, parainfluenza, coronavirus, adenovirus, dan respiratory syncytial virus (RSV). Selain itu, sejumlah bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Bordetella pertussis juga dapat menjadi penyebab infeksi. Kasus yang lebih jarang disebabkan oleh jamur, biasanya menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh sangat lemah.
Penyebaran ISPA terjadi terutama melalui percikan air liur (droplet) dari batuk atau bersin penderita, serta kontak tidak langsung seperti menyentuh permukaan yang terkontaminasi kemudian memegang hidung, mulut, atau mata. “Itulah mengapa kebersihan tangan dan etika batuk harus benar-benar dijaga,” tambahnya.
Lebih lanjut, Hellyana menyebutkan bahwa selain faktor infeksi, sejumlah kondisi lingkungan dan individu turut memperbesar risiko penularan. Polusi udara, asap rokok, sanitasi yang buruk, serta ventilasi rumah yang tidak memadai menjadi pemicu utama dari sisi lingkungan. Sementara dari sisi individu, kelompok rentan meliputi anak-anak di bawah lima tahun, lansia, serta mereka yang memiliki penyakit kronis seperti asma, PPOK, atau daya tahan tubuh rendah akibat kurang gizi dan penyakit tertentu.
Untuk mencegah penularan lebih luas, Hellyana mengimbau masyarakat agar mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama jika tubuh sedang tidak fit. Ia juga menekankan pentingnya menjaga daya tahan tubuh dengan berolahraga teratur minimal tiga kali seminggu, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, serta memenuhi kebutuhan cairan tubuh setidaknya dua liter air putih per hari.
“Kesadaran untuk menjaga pola hidup sehat adalah langkah paling sederhana, namun paling efektif untuk mencegah ISPA. Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati,” pungkas Hellyana.