Jepara - Mulyono Aktivis Lingkungan Hidup Pecinta Alam Acasia Jepara, mengajak warga mengolah sampah organik dengan memanfaatkan maggot atau Larva (Belatung) dari lalat tentara hitam BSF (Black Soldier Fly).
Hal itu disampaikan Mulyono pada Sabtu 26/3/2022 ketika mengunjungi Pengelola Bank Sampah di Desa Tiga Juru Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Selasa (29/3/2022).
Mulyono aktivis peduli lingkungan, optimis Budi Daya Maggot mampu menghasilkan nilai tambah bagi ekonomi rumah tangga.
Di Kabupaten Jepara saat ini tumbuh pesat Investasi Industri Pabrik, menyerap ribuan tenaga kerja yang berdampak pada usaha penyedia makanan catering dan rumah makan tumbuh subur. Sampah yang dihasilkan dari sisa makanan, kulit atau biji buah, sayur menjadi sampah basah (organik) yang punya nilai ekonomis setelah diolah menjadi Maggot.
Masyarakat diharapkan berpartisipasi mengolah sampah organik dari rumah tangga dengan memanfaatkan ulat Maggot, selain cara lain yakni mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos.
Mulyono mengatakan, Larva Maggot dewasa mampu memakan sampah organik sebanyak dua hingga lima kali berat badannya per hari, dengan tidak perlu menggunakan lahan atau wadah yang besar. Ulat tersebut, lanjut dia, memiliki siklus perkembangan dari telur yang ditetaskan oleh lalat tentara hitam (BSF) menjadi bayi Larva sampai tujuh hari.
Kemudian menjadi Larva Maggot dewasa selama 21 hari, kemudian menjadi pupa hingga meninggalkan cangkang dan kembali menjadi lalat dengan total siklus hidup selama 40-44 hari.
“Semua bisa dijual, mulai telur pasti laku, larva, pupa bisa dijual, cangkang pupa bisa buat tanaman, larva dewasa buat pakan ikan dan unggas, segala aspek ada manfaatnya,” papar Mulyono.
Dengan cara ilmiah itu, lanjut Mulyono, sampah organik bisa dikurangi dengan waktu relatif cepat tanpa menghasilkan pencemaran namun memiliki nilai ekonomi.
Di pasaran dihargai kisaran :
(1). Telur Rp 3500/gram
(2). Maggot basah Rp. 6500/kg
(3). Prepura Rp 4000/kg
(4). Maggot kering Rp 60000/kg
(5). Kasgot Rp 2000/kg
BSF (Hermetia Illucens) adalah sejenis lalat berwarna hitam yang larvanya mampu mendegradasi sampah organik. Maggot atau belatung yang dihasilkan dari telur lalat hitam (BSF) sangat aktif memakan sampah organik.
Proses Biokonversi oleh Maggot ini dapat mendegradasi sampah lebih cepat, tidak berbau, dan menghasilkan kompos organik, serta larvanya dapat menjadi sumber protein yang baik untuk pakan unggas dan ikan.
Kemampuan BSF mengurai sampah organik tak perlu diragukan lagi. Maggot membutuhkan sampah organik untuk tumbuh selama 25 hari sampai siap dipanen. Maggot memiliki kemampuan mengurai sampah organik 2 sampai 5 kali bobot tubuhnya selama 24 jam. Satu kilogram belatung dapat dikonsumsi 2 sampai 5 kilogram sampah organik per hari.
Maggot yang sudah menjadi prepupa maupun bangkai lalat BSF masih bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena kaya protein.
Kepompongnya juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sehingga dalam proses budidayanya tidak menghasilkan sampah baru.
"Cara budidaya Maggot juga terbilang mudah.Yang dibutuhkan yaitu kandang lalat BSF yang berfungsi sebagai tempat BSF kawin dan memproduksi telur hingga penetasan. Kandang penutupan kawat atau kasa." pungkas Mulyono. #liputansbm
Pewarta : Puji S