Terkait Masalah Stunting, Ini Harapan Pemko Palangka Raya - Liputan Sbm

08/04/2024

08/04/2024

31 May 2023

Terkait Masalah Stunting, Ini Harapan Pemko Palangka Raya

PALANGKA RAYA - Kota Palangka Raya sebagai salah satu peserta rencana aksi tim percepatan penurunan stunting di Provinsi Kalimantan Tengah. Adapun kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Bappedalitbang Kalteng, Rabu (31/5/2023).

"Di setiap wilayah tentu ada permasalahan stunting, untuk Kota Palangka Raya sendiri tim percepatan penurunan stunting kota Palangka Raya lebih fokus kepada memberikan edukasi ke semua lapisan masyarakat tentang kesehatan yaitu pemberian makanan sehat dan bergizi kemudian PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)," ucap Wakil Walikota Palangka Raya Umi Mastikah Sriosako saat diwawancarai awak media di sela-sela acara kegiatan Penilaian Kinerja Kabupaten/kota pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting Provinsi Kalimantan Tengah dan Pameran Stunting 2023.

Umi mengatakan masyarakat di kota Palangka Raya sudah terbiasa dengan hal-hal yang sifatnya instan sehingga, pemerintah perlu mengedukasi bagaimana mengolah makanan sehat tanpa bahan pengawet. 

"Permasalahan lain tentu Palangka Raya sebagai tempat kedatangan orang-orang transit tentu banyak masalah di setiap waktunya dan ini perlu kolaborasi yang cepat intensif dengan beberapa organisasi masyarakat, dan kepemudaan sehingga kita sama-sama bergerak," katanya.

Wakil walikota juga mengungkapkan bahwa saat ini angka stunting di Palangka Raya masih 19 persen, sehingga pemerintah Kota Palangka Raya menargetkan angka stunting turun pada 2024 nanti sebanyak 14 persen.

"Penilaian dari evaluasi ini ada dari dinas kesehatan, dinas pemberdayaan perempuan, dinas Pendidikan, dan beberapa dinas yang lain," imbuhnya.

Lebih lanjut Umi menjelaskan bahwa dari beberapa masalah stunting akan diurai mana yang menjadi permasalahan utama dan untuk kota Palangka Raya sendiri lebih kepada edukasi pemberian makanan sehat bergizi dan bagaimana terus menggalakkan PHBS 

"Penerapan di masyarakat sudah bagus dan kita lebih kepada mengingatkan karena kota kita ini selalu kedatangan orang-orang baru jadi kita selalu menstabilkan keadaan itu, jadi bisa kita terapkan secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.

Umi juga mengatakan kendala Kota Palangka Raya untuk penerapan penurunan stunting ada di anggaran kalau, di daerah lain ada dana desa sebagai penopang dari kegiatan ini tapi kota Palangka Raya tidak ada dana desa jadi pemerintah kota harus punya inovasi dan selalu sharing dan berkolaborasi dengan beberapa pihak yakni dari forum CSR dan  berkolaborasi dengan organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan.

"Peran masyarakat dan semua komponen yang ada itu juga penting untuk menurunkan angka stunting. Tidak cukup dengan pemerintah, tapi dengan daya dukung masyarakat dan semua pihak," tegasnya.

Untuk diketahui, Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. 

Delapan aksi konvergensi penurunan stunting di Provinsi Kalimantan Tengah meliputi:

1. analisis situasi

2. rencana kegiatan

3. rembuk stunting

4. peraturan bupati/walikota tentang peran desa

5. pembinaan kader pembangunan manusia

6.  sistem manajemen data stunting

7. pengukuran dan publikasi stunting

8. reviu kinerja tahunan

Langkah Kota Palangka Raya untuk mencegah stunting dengan hindari 4 Terlalu yakni:

1.Terlalu muda kehamilan dibawah usia 20 tahun

2.Terlalu tua kehamilan diatas usia 35 tahun

3.Terlalu banyak jumlah anak yang dilahirkan lebih dari 2 

4.Terlalu dekat jarak antara kehamilan kurang dari 3 tahun

Pewarta : Andy Ariyanto | Liputan SBM 

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda