Eddy Raya: Dayak Harus Mandiri dan Bersatu Menghadapi Tantangan Global - Liputan Sbm

22 August 2025

Eddy Raya: Dayak Harus Mandiri dan Bersatu Menghadapi Tantangan Global



LIPUTANSBM.COM, PALANGKA RAYA – Seminar Internasional Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah bertajuk “International Day of the World’s Indigenous People 2025 Pumpung Hai Borneo (The Great Borneo’s Assembly)” resmi dibuka di Kalawa Convention Hall, Palangka Raya, Jumat, 21/08/2025. 

Kegiatan bertaraf internasional tersebut dibuka secara langsung oleh Gubernur Kalimantan Tengah, H. Agustiar Sabran. Turut hadir Wakil Gubernur H. Edy Pratowo, seluruh Bupati se-Kalteng, Ketua DAD se-Kalteng, Kapolda Kalteng, tokoh adat, tokoh budaya, akademisi, serta perwakilan masyarakat adat.

Bupati Barito Selatan (Barsel), H. Eddy Raya Samsuri, ST., MM., yang hadir dalam kegiatan itu menegaskan bahwa forum ini merupakan momen penting bagi masyarakat Dayak. Menurutnya, agenda utama adalah memperkuat komitmen dalam melestarikan kebudayaan, adat istiadat, kearifan lokal, sekaligus hak-hak masyarakat adat Kalimantan Tengah. 

“Semoga Dayak semakin mandiri dan independen, serta kegiatan ini dapat terus berkelanjutan sesuai tujuannya, yaitu mempersatukan seluruh masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. Saya berharap nantinya produk hukum adat, hak-hak masyarakat adat, dan suara masyarakat Dayak dapat lebih diperhatikan oleh Pemerintah Pusat,” ucap Eddy.

Lebih lanjut, Eddy menekankan bahwa forum dengan tema “Memperkuat Jati Diri Masyarakat Suku Bangsa Dayak untuk Masa Depan yang Bermartabat dan Berkelanjutan” harus dimanfaatkan untuk menyusun strategi bersama. Hal itu penting, kata dia, agar masyarakat Dayak di seluruh Pulau Kalimantan dapat memperjuangkan hak adat secara kolektif.

Ia juga menilai bahwa perjuangan ini menjadi bagian penting dalam mengangkat harkat, martabat, serta jati diri Dayak di tengah dinamika pembangunan dan tantangan global. Dengan strategi yang tepat, masyarakat adat diharapkan semakin kuat dalam menjaga identitas sekaligus berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

“Dayak dengan segala kearifan lokal, budaya, dan adat istiadat yang terbingkai dalam filosofi Huma Betang dapat bersatu memberikan kontribusi nyata bagi peradaban universal dalam menghadapi tantangan global,” pungkasnya.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda