Mahasiswa UPR Kembangkan Fondasi Rumah Amfibi untuk Mitigasi Banjir di Desa Tewang Panjang - Liputan Sbm

13 November 2025

Mahasiswa UPR Kembangkan Fondasi Rumah Amfibi untuk Mitigasi Banjir di Desa Tewang Panjang

LIPUTANSBM, KATINGAN — Untuk memperkuat ketahanan masyarakat menghadapi banjir tahunan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya (UPR) melaksanakan Program Mahasiswa Berdampak bertajuk Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Mitigasi Banjir melalui Pelatihan dan Penerapan Rumah Amfibi Ark’a Modulam Type Alt 3 Pola A-2.1 di Wilayah Rawan Bencana. 

Program pemberdayaan masyarakat ini mendapat dukungan pendanaan hibah dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (KemendiktiSaintek) dan dilaksanakan di Desa Tewang Panjang, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, Kamis (13/11/2025).

Kegiatan tersebut mencakup pelatihan kesiapsiagaan bencana, sosialisasi teknologi rumah amfibi, serta penerapan konstruksi fondasi adaptif berbasis sistem daya apung yang mampu menyesuaikan tinggi muka air saat banjir.

Melalui program ini, warga diperkenalkan dengan teknologi Ark’a Modulam Type Alt 3 Pola A-2.1—inovasi rumah yang dapat mengapung ketika banjir dan kembali menapak di tanah saat air surut.

Tak hanya fokus pada teknologi, mahasiswa juga memfasilitasi pembentukan Organisasi Pemuda Tanggap Bencana Desa Tewang Panjang, yang akan segera mendapatkan legalitas resmi dari pemerintah desa. Organisasi ini diharapkan menjadi wadah bagi generasi muda desa untuk aktif berperan dalam mitigasi bencana.

Dekan Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya, Dr. Thea Farina, memberikan apresiasi tinggi terhadap keterlibatan mahasiswa dalam program ini.

“Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada mahasiswa yang telah berinisiatif melaksanakan kegiatan ini. Program seperti ini mencerminkan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam pengabdian kepada masyarakat, sekaligus menunjukkan bahwa mahasiswa Universitas Palangka Raya tidak hanya berprestasi di kampus, tetapi juga mampu membawa manfaat nyata bagi lingkungan sekitarnya," ungkapnya.

Ia menambahkan, penerapan teknologi mitigasi banjir berbasis kearifan lokal ini dapat menjadi langkah awal menuju masyarakat yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim.

“Harapan saya, kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan baru, membuka kesadaran bersama, dan menjadi langkah awal menuju pembangunan masyarakat yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim dan potensi bencana. Semoga kerja sama antara universitas, pemerintah desa, dan masyarakat dapat terus terjalin," katanya.

Pemerintah Desa Tewang Panjang pun menyambut positif kegiatan tersebut. Sekretaris Desa, Manuel Mangundap, menilai inovasi rumah amfibi yang diperkenalkan mahasiswa mampu memberikan solusi nyata bagi warga yang selama ini tinggal di wilayah rawan banjir.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat karena membantu masyarakat memahami cara menghadapi banjir serta mengenal inovasi rumah amfibi sebagai solusi hunian adaptif. Kami melihat antusiasme warga yang tinggi dan berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut. Terima kasih kepada seluruh tim mahasiswa yang telah berkontribusi nyata bagi kemajuan Desa Tewang Panjang. Salam dari kami Pemerintah Desa Tewang Panjang," jelasnya.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memberikan edukasi kepada warga, tetapi juga mendampingi secara teknis pembangunan prototipe fondasi rumah amfibi yang nantinya dapat diterapkan secara mandiri.

Konsep ini diharapkan menjadi alternatif hunian berbiaya terjangkau bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan dataran rendah.

Program yang digagas BEM Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik UPR ini menjadi bukti nyata sinergi antara dunia akademik dan masyarakat, sekaligus wujud kontribusi mahasiswa dalam mendukung pembangunan daerah rawan bencana di Kalimantan Tengah.

Pewarta : Antonius Sepriyono

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda