LIPUTANSBM.COM, Palangka Raya - Sore akhir pekan di kawasan wisata kuliner Pelabuhan Rambang berubah menjadi ruang pertemuan budaya, saat alunan musik panting dan gerakan anggun tarian Japin memikat para pengunjung. Pertunjukan yang digelar Sanggar Kambang Barenteng Al-Firdaus ini bukan sekadar hiburan, melainkan sebuah langkah konkret dalam upaya pelestarian budaya tradisional Banjar di Kalimantan Tengah. Sabtu, 03/05/2025.
Turut hadir di Tengah-tengah acara Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Budaya Provinsi Kalimantan Tengah Yaitu, Wildae D. Binti dimana kedatanggannya mewakili kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Adiah Candra Sari yang mana dalam kesempatan ini turut menari zapin yang merupakan tarian pesisir.
“Syair-syair yang dilantunkan sangat menyentuh, dan pertunjukan ini benar-benar memperkaya khazanah seni di Kalimantan Tengah,” ujar Wildae. Ia juga berharap agar kegiatan semacam ini terus berlanjut dan menjadi agenda rutin, sebagai sarana edukasi budaya bagi generasi muda.
Tak hanya menyoroti kekayaan artistik, Wildae juga menekankan pentingnya kolaborasi antar sanggar seni di Kalimantan Tengah. Menurutnya, sinergi antara komunitas seni akan memperkuat posisi musik panting di tengah panggung kesenian nasional, sekaligus menjadi medium untuk memperlihatkan keragaman ekspresi budaya Melayu yang ada di daerah.
Sanggar Kambang Barenteng Al-Firdaus sendiri bukan nama baru dalam dunia seni tradisi. Mereka pernah menorehkan prestasi dalam berbagai event budaya yang diselenggarakan pemerintah daerah. Namun seiring waktu, tantangan pelestarian budaya lokal semakin besar, terutama di tengah kurangnya regenerasi dan minimnya ruang apresiasi.
“Teruslah berlatih, terus semangat dan kembalikan kejayaan Kambang Barenteng seperti dulu,” pungkas Wildae.
Sementara itu H. Sirulalah ketua Sanggar Kambang Barenteng Al-Firdaus menyampaikan, ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya atas kehadiran pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang mana dalam hal ini diwakili oleh Kepala UPT taman budaya Ibu Wildae.
“Kami merasa terhormat atas kehadiran ibu wildae di acara kami ini, tentunya ini menjadi semangat bagi kami untuk terus berkarya dalam melestarikan kesenian Panting, seta kedepannya kami memohon arahan dan masukannya agar kami dapat berkiprah di lingkungan Provinsi Kalimantan Tengah, “ucap pria yang juga dikenal dengan nama H. Usai.
Pertunjukan musik panting di Pelabuhan Rambang ini menjadi simbol harapan: bahwa di tengah arus globalisasi, seni tradisi masih mampu berdiri tegak dan berbicara lantang tentang jati diri sebuah bangsa. Kini, tugas menjaga nyala itu ada di tangan para seniman, pemerintah, dan masyarakat yang mencintai budayanya.