Iduladha 1446 H: Momentum Keteladanan, Kepemimpinan, dan Kepedulian Sosial - Liputan Sbm

Nusantara Baru Indonesia Maju

Nusantara Baru Indonesia Maju

06 June 2025

Iduladha 1446 H: Momentum Keteladanan, Kepemimpinan, dan Kepedulian Sosial

FOTO: Gambar Ilustrasi 


LIPUTANSBM.COM, PALANGKA RAYA — Umat Islam di seluruh dunia akan memperingati Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah pada 10 Dzulhijjah, yang tahun ini jatuh pada hari Senin, 6 Juni 2025. Kepastian tersebut diumumkan melalui sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama Republik Indonesia di Jakarta, awal pekan ini.

Iduladha, yang secara harfiah berarti “hari raya kurban”, merupakan salah satu hari besar dalam kalender Islam yang sarat makna sejarah dan spiritual. Perayaan ini berakar dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS, yang termaktub dalam Surah As-Saffat ayat 102 hingga 107. Ketika keduanya diuji oleh Allah SWT melalui perintah penyembelihan, mereka menunjukkan keikhlasan dan ketaatan yang luar biasa.

"Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan sembelihan yang besar." (QS. As-Saffat: 106–107)

Peristiwa tersebut menjadi dasar disyariatkannya ibadah kurban penyembelihan hewan ternak seperti kambing, sapi, atau unta sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT sekaligus sarana untuk memperkuat solidaritas sosial.

Selain pelaksanaan kurban, Iduladha juga bertepatan dengan puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah. Ritual ini merupakan inti dari rangkaian ibadah haji, yang kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban di Mina pada keesokan harinya.

Di berbagai wilayah Indonesia, pelaksanaan penyembelihan hewan kurban umumnya dilakukan seusai salat Iduladha. Panitia kurban mengoordinasikan pemotongan dan distribusi daging kurban kepada keluarga, kerabat, dan masyarakat kurang mampu. Kementerian Pertanian dan Kementerian Agama mengimbau agar seluruh proses tersebut dilakukan sesuai syariat Islam, memenuhi standar kesehatan hewan, serta menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan.

Lebih dari sekadar tradisi keagamaan, Iduladha memuat nilai-nilai universal yang sangat relevan dengan kehidupan modern, di antaranya pengorbanan, keikhlasan, kepedulian sosial, dan solidaritas kemanusiaan. Semangat berbagi melalui kurban menjadi pengingat pentingnya menumbuhkan empati serta memperkuat jaringan sosial di tengah berbagai tantangan global.

"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai." (QS. Ali 'Imran: 92)

Perayaan Iduladha tahun ini diharapkan menjadi momentum refleksi spiritual dan sosial, baik dalam relasi vertikal kepada Tuhan maupun relasi horizontal kepada sesama. Di tengah dunia yang makin individualistik, nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian yang terkandung dalam Iduladha menjadi semakin relevan.

Dalam sejarah Islam, keteladanan Nabi Ibrahim menjadi simbol kepemimpinan yang jujur dan amanah. Kesediaannya untuk mengorbankan anak tercinta demi menaati perintah Ilahi adalah pelajaran penting tentang integritas, tanggung jawab, dan keikhlasan dalam menjalankan amanah.

Dari peristiwa ini, para pemimpin masa kini diharapkan mampu menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan. Sejumlah tokoh nasional juga menyerukan agar semangat Iduladha menjadi cermin dalam kepemimpinan bangsa.

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan." (QS. Al-Ma’idah: 2)

Di berbagai penjuru Nusantara, suasana Iduladha berlangsung dengan khidmat dan penuh semangat kebersamaan. Salat Id dilaksanakan di masjid-masjid besar dan lapangan terbuka, kemudian dilanjutkan dengan prosesi penyembelihan hewan kurban. Pemerintah daerah bersama ormas Islam dan lembaga sosial turut serta memastikan distribusi daging kurban merata dan tepat sasaran.

Lebih dari sekadar ritual tahunan, Iduladha menjadi pengingat bahwa kepemimpinan yang ideal harus dibangun atas dasar keikhlasan, pengorbanan, dan keadilan. Masyarakat berharap, semangat yang terkandung dalam perayaan ini dapat menginspirasi para pemimpin untuk bekerja lebih sungguh-sungguh dalam menciptakan kesejahteraan dan menanggulangi kesenjangan sosial yang masih ada.

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, mungkar, dan permusuhan."(QS. An-Nahl: 90)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda