LIPUTANSBM.COM, PALANGKA RAYA - RSUD Doris Sylvanus Kalimantan Tengah meresmikan Instalasi Gawat Darurat (IGD) baru yang telah direnovasi dengan fasilitas modern, kapasitas pelayanan lebih besar, dan sistem kerja yang lebih efisien. Langkah ini menjadi wujud komitmen rumah sakit dalam memberikan penanganan cepat, tepat, dan profesional bagi pasien dalam kondisi darurat. Jumat, 15/08/2025.
Renovasi mencakup penambahan ruang observasi, peralatan medis berteknologi terkini, serta sistem triase digital yang memudahkan tenaga medis menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan tingkat kegawatan. Sistem ini terhubung langsung ke ruang operasi dan ICU, sehingga mempercepat proses rujukan internal. Ruang tunggu pasien dan keluarga juga didesain lebih nyaman, dilengkapi sistem antrian terintegrasi.
Plt. Direktur RSUD Doris Syilvanus Suyuti Samsul melalui Wadir Pendidikan dan Pengembangan RSUD Doris Sylvanus, Maya Magdalena, SKM, menyebut IGD adalah gerbang pertama layanan darurat yang harus selalu prima. “Dengan fasilitas baru ini, kami berharap penanganan pasien bisa lebih cepat dan efektif, sejalan dengan standar rumah sakit rujukan provinsi,” ujarnya. Maya menambahkan, peningkatan fasilitas ini juga diiringi pelatihan tenaga medis dalam penanganan kegawatdaruratan terbaru, termasuk kasus trauma, serangan jantung, stroke, dan kondisi kritis lainnya.
Selain itu Maya juga menambahkan bahwa tidak ada peresmian secara simbolis untuk penggunaan IGD yang baru direhabilitasi tersebut. “Tidak ada peresmian secara simbolis karena IGD ini hanya bersifat rehab saja, bukan membangun gedung baru,” terang.
Kabid Pelayanan Perawatan RSUD Doris Sylvanus, Perawaty, S.Kep., Ners, menegaskan bahwa peningkatan kapasitas menjadi salah satu perubahan paling signifikan. Dari sebelumnya 27 tempat tidur, kini IGD memiliki 38 bed, di luar tambahan 10 bed ekstra untuk kondisi darurat. “Sebelumnya kapasitas sekitar 35-an termasuk bed ekstra, sekarang bisa lebih dari itu. Khusus zona merah untuk pasien kritis, dari 7 kami tambah menjadi 11 bed,” jelasnya.
Ia berharap penambahan fasilitas ini dapat mengurangi keluhan masyarakat terkait lamanya waktu tunggu. Namun, Perawaty mengingatkan bahwa prosedur pelayanan di IGD memang tetap harus melalui alur rujukan berjenjang, pemeriksaan medis menyeluruh, dan mempertimbangkan ketersediaan ruang perawatan. “Kalau ruang perawatan penuh, pasien di IGD tidak bisa langsung dipindahkan. Ini demi keselamatan pasien,” tegasnya.
Perawaty juga menjelaskan pentingnya pemahaman masyarakat terkait sistem triase: kategori merah ditangani segera karena kritis, kategori kuning masih bisa menunggu, sedangkan kategori hijau biasanya diarahkan ke puskesmas atau layanan primer. Untuk mengedukasi publik, RSUD Doris Sylvanus kini aktif membagikan informasi prosedur IGD, pentingnya kebersihan tangan, dan perubahan akses masuk IGD melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan TikTok.
Meski beberapa pekerjaan fisik seperti pemasangan pintu
belakang belum selesai, pelayanan tetap berjalan dengan standar keselamatan
pasien, termasuk pemasangan barier di area rehabilitasi. Dengan IGD baru ini,
RSUD Doris Sylvanus menegaskan perannya sebagai rumah sakit rujukan utama di
Kalteng, yang tidak hanya mengedepankan kecepatan penanganan, tetapi juga
kenyamanan, keamanan, dan pelayanan tulus bagi masyarakat.