Palangka Raya Gelar Seminar Natal Nasional 2025, Huma Betang Jadi Fondasi Ketahanan Keluarga - Liputan Sbm

12 December 2025

Palangka Raya Gelar Seminar Natal Nasional 2025, Huma Betang Jadi Fondasi Ketahanan Keluarga

LIPUTANSBM, PALANGKA RAYA - Kota Palangka Raya menjadi pusat perhatian hari ini saat menjadi salah satu dari sembilan kota penyelenggara Seminar Natal Nasional 2025. Kegiatan yang berlangsung di Gedung Serbaguna Tjilik Riwut sejak pukul 08.00–11.30 WIB itu mengusung tema nasional “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” (Matius 1:21–24), Jumat (12/12/2025).

Di Kalimantan Tengah, tema besar itu diperkuat dengan subtema bernuansa lokal: “Falsafah Huma Betang dalam Membangun dan Membina Keluarga Mandiri di Kalimantan Tengah.” Filosofi masyarakat Dayak ini diangkat sebagai inspirasi untuk memahami kembali pentingnya kebersamaan, toleransi, dan kekuatan kolektif dalam keluarga.

Seminar dibuka oleh Plt. Sekretaris Daerah Kalteng yang diwakili oleh Kepala Dinas Perhubungan, Yulindra Dedy, S.STP., M.Si. Turut hadir Kepala Dinas P3APPKB Kalteng dr. Linae Victoria Aden, Perwakilan Panitia Nasional Dr. Suwarsono, S.PAK, MM, Kakanwil Kemenag H. Muhammad Yusi Abdhian, S.H.I., M.H.I, serta perwakilan Keuskupan Palangka Raya. Sebanyak 350 peserta memadati ruang seminar, terdiri dari tokoh agama, akademisi, Forkopimda, serta unsur masyarakat.

Pembicara Nasional dan Lokal Hadirkan Dialog Mendalam

Rangkaian seminar diisi para pembicara nasional dan lokal, di antaranya:

Dr. Muhammad Qodari, S.Psi., MA, Kepala Staf Kepresidenan RI

Dr. Suwarsono, S.PAK, MM, Direktur Pendidikan Kristen, Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI

Sandra Mariyus Adip, SS, M.Pd, Pembimas Katolik Kalteng

dr. Linae Victoria Aden, M.M.Kes, Kadis P3APPKB Kalteng

Rm. Dr. Fransiskus Janu Hamu, S.S., M.Sc.Ed, Rektor STIPAS Tahasak Danum Pambelum

Seluruh sesi dipandu Prof. Dr. Stephanus, S.Hut., MP, yang merajut diskusi tentang ketahanan keluarga, pemulihan relasi, solidaritas sosial, hingga integrasi iman dalam praktik hidup masyarakat Kalimantan Tengah.

Pemprov Kalteng Tegaskan Komitmen Jaga Harmoni dan Nilai Lokal

Dalam sambutannya, Yulindra Dedy menegaskan bahwa Pemprov Kalteng mendukung penuh penyelenggaraan seminar ini.

"Kami berkomitmen mendorong implementasi nilai-nilai kearifan lokal dalam setiap program pembangunan daerah, serta menjamin kerukunan umat beragama sebagai modal utama pembangunan yang damai dan maju," jelasnya.

Ia berharap hasil dialog pada seminar ini dapat diterjemahkan menjadi rekomendasi praktis yang memperkuat pembangunan keluarga dan masyarakat di Kalteng.

Bagian dari Rangkaian Nasional

Perwakilan Panitia Nasional, Dr. Suwarsono, menuturkan bahwa seminar ini merupakan bagian penting dari agenda Natal Nasional 2025, yang juga mencakup berbagai kegiatan sosial di lebih dari 10 wilayah Indonesia.

Rangkaian seminar sendiri telah berlangsung beruntun di Bandung, Medan, Manado, dan akan diteruskan ke beberapa kota lainnya seperti Ruteng, Ambon, Toraja, hingga Merauke.

“Seminar ini merupakan kegiatan penting karena Kalteng adalah tanah dengan kekayaan Dayak, tradisi gotong royong serta semangat habaring hurung... Keluarga Kristen diajak menemukan ruang hangat dalam dialog,” katanya.

Huma Betang sebagai Inspirasi Pembinaan Keluarga

Kakanwil Kemenag Kalteng, H. Muhammad Yusi Abdhian, menegaskan bahwa nilai Huma Betang sangat relevan untuk membangun keluarga yang mandiri dan berkarakter di tengah arus perubahan zaman.

“Keluarga adalah fondasi masyarakat, dan nilai-nilai Huma Betang dapat memperkuat ketahanan keluarga, menumbuhkan sikap toleransi, serta memperkokoh moderasi beragama di Bumi Tambun Bungai,” ujarnya.

Ia juga mengaitkannya dengan salah satu prioritas Menteri Agama mengenai kerukunan dan kurikulum cinta yang terdiri dari lima pilar, mulai dari cinta Tuhan hingga cinta tanah air.

Gereja: Momen Memperteguh Persaudaraan

Vikaris Jenderal Keuskupan Palangka Raya, RD Silvanus Subandi, yang mewakili Uskup, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya seminar yang mempertemukan beragam pihak dalam suasana dialog dan persaudaraan.

“Nilai tersebut selaras dengan spirit pelayanan gereja yang senantiasa mendorong umat untuk membangun kedamaian serta menghadirkan sukacita bagi sesama,” ujarnya.

Pewarta : Antonius Sepriyono

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda