![]() |
LIPUTANSBM, PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), H. Agustiar Sabran, memimpin Apel Kesiapsiagaan Pengendalian dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Rabu pagi, 28 Mei 2025.
Apel yang digelar di halaman Kantor Gubernur ini menjadi penanda dimulainya langkah antisipasi dini menghadapi musim kemarau yang diperkirakan melanda Kalteng mulai 11 Juni mendatang.
Dalam arahannya, Agustiar tak sekadar mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan, tetapi juga menggarisbawahi bahwa sinergi dan kesigapan seluruh elemen menjadi kunci mencegah bencana kabut asap yang selama ini menghantui wilayahnya.
“Apel ini momentum penting untuk memperkuat kesiapsiagaan kita semua menghadapi bahaya Karhutla di Kalimantan Tengah. Agar optimal, pastikan kesiapan personel, sarana prasarana, dan anggaran operasional,” tegasnya di hadapan ratusan peserta apel.
Gubernur juga memberi penekanan khusus kepada para kepala daerah di kabupaten dan kota agar tidak lengah. Ia meminta mereka menyiapkan langkah-langkah konkret menghadapi musim kemarau.
“Jangan sampai bingung saat karhutla terjadi, misalnya karena tidak ada BBM operasional untuk pemadaman. Lakukan langkah konkret. Jika perlu, segera tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla sesuai aturan yang berlaku,” ujarnya.
Apel ini juga menjadi bagian dari 100 Hari Kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng. Salah satu program prioritasnya adalah penguatan deteksi dini terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan.
“Pendeteksian titik api sedini mungkin adalah kunci agar pemadaman bisa dilakukan lebih cepat dan mencegah kebakaran meluas,” kata Agustiar.
Ia menambahkan bahwa tindakan cepat di lapangan hanya bisa dilakukan jika informasi titik api tersedia sejak awal.
Kesiapan lapangan, menurut dia, sudah diperkuat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerja sama dengan Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, serta didukung TNI dan Polri, mengaktifkan kembali Masyarakat Peduli Api (MPA) di berbagai wilayah rawan.
Sebanyak 77 pos lapangan telah disiagakan, masing-masing beranggotakan 8 hingga 10 personel gabungan. Pos ini akan menjadi garda depan saat kemarau tiba.
“Karhutla adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita tingkatkan terus sinergi, inovasi, dan langkah taktis di lapangan dalam mewujudkan Kalteng Bebas Kabut Asap,” seru Agustiar.
Kepala BPBD Kalteng, Ahmad Toyib, memastikan bahwa seluruh lini telah siaga, baik dari sisi personel maupun peralatan.
“Apel ini merupakan bagian dari kesiapsiagaan kita, baik dari sisi personel maupun sarana prasarana untuk menghadapi musim kemarau yang akan datang,” ucapnya.
Ia menyebut, meski musim kemarau diperkirakan mulai dasarian pertama Juni dalam kondisi “kemarau basah”, namun antisipasi tetap harus maksimal.
Dari sisi anggaran, BPBD dan dinas teknis telah mengalokasikan dana seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Efisiensi anggaran memang ada, tapi tidak berdampak pada penanganan kedaruratan. Hanya administrasi yang kita kurangi,” ujar Toyib.
Menurutnya, jumlah pos lapangan tahun ini meningkat dari 60 titik menjadi 77 lokasi. Masing-masing pos dibekali mesin jinjing, selang, nosel, BBM, serta dukungan logistik seperti uang makan dan honor harian personel.
“Kita sudah siapkan semua bantuan untuk 77 pos lapangan tersebut. Tinggal aktivasi saat kondisi mengharuskan,” tandasnya.
Dengan penguatan deteksi dini dan kesiapan armada lapangan, Kalteng optimistis bisa mempercepat penanganan karhutla dan mewujudkan target ambisius: bebas kabut asap di 2025. (red)