Kota Palangka Raya Genjot PAD dari Sektor Jasa, Wakil Wali Kota Akui Masih Tertinggal dari Kabupaten Lain - Liputan Sbm

Nusantara Baru Indonesia Maju

Nusantara Baru Indonesia Maju

29 May 2025

Kota Palangka Raya Genjot PAD dari Sektor Jasa, Wakil Wali Kota Akui Masih Tertinggal dari Kabupaten Lain



LIPUTANSBM.COM, PALANGKA RAYA — Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi salah satu indikator penting dalam mengukur kemandirian fiskal suatu daerah. Namun, Wakil Wali Kota Palangka Raya, Achmad Zaini, mengakui bahwa PAD Kota Palangka Raya masih tergolong kecil dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di wilayah Kalimantan Tengah.

Pernyataan tersebut disampaikan Zaini usai menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi Kalimantan Tengah yang berlangsung di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, pada Rabu, (28/05). Menurutnya, kondisi tersebut dipengaruhi oleh karakteristik Kota Palangka Raya yang tidak memiliki sumber daya alam seperti pertambangan atau perkebunan yang menjadi andalan sejumlah daerah lain.

"PAD kita kecil karena hanya mengandalkan sektor jasa. Tidak seperti kabupaten lain yang punya sektor unggulan seperti tambang atau sawit," ungkap Zaini kepada awak media.

Meski demikian, Pemerintah Kota Palangka Raya tidak tinggal diam. Zaini menegaskan bahwa pihaknya terus mendorong optimalisasi sektor jasa untuk meningkatkan PAD. Pajak daerah, sebagai salah satu komponen utama PAD, menjadi fokus dalam strategi peningkatan pendapatan.

"Kita berusaha maksimalkan sektor jasa. Misalnya dari pajak hotel, restoran, hiburan, dan sebagainya. Potensinya ada, tinggal bagaimana pengelolaannya bisa lebih efektif," tambahnya.

Langkah ini sejalan dengan definisi PAD yang mencakup pendapatan dari potensi lokal, seperti pajak daerah, retribusi, serta pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Sektor jasa di Palangka Raya sendiri mencakup berbagai layanan, mulai dari perdagangan, pariwisata, hingga perkantoran, yang menjadi titik vital roda ekonomi ibu kota provinsi tersebut.

Pernyataan Wakil Wali Kota juga menyoroti ketimpangan fiskal antarwilayah di Kalimantan Tengah. Kabupaten-kabupaten seperti Kotawaringin Timur, Barito Utara, dan Gunung Mas memiliki kontribusi PAD yang lebih besar karena kekayaan alam yang melimpah dan intensifnya kegiatan industri ekstraktif.

Pemerintah Kota Palangka Raya juga dituntut untuk membenahi tata kelola pajak dan retribusi, memperkuat basis data wajib pajak, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kontribusi fiskal terhadap pembangunan kota. Digitalisasi sistem perpajakan dan transparansi anggaran menjadi agenda penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Dengan PAD yang kuat, pemerintah daerah tidak hanya mengandalkan dana transfer dari pusat, tetapi juga dapat lebih fleksibel dalam membiayai pembangunan infrastruktur, layanan publik, dan peningkatan kesejahteraan warga.

"Kita memang tertinggal, tapi bukan berarti tidak bisa mengejar. Ini momentum bagi Palangka Raya untuk membuktikan diri sebagai kota yang mandiri dan berdaya saing," pungkas Zaini.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda