![]() |
Di tengah riuh pengunjung, Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran hadir menyapa langsung masyarakat. Ia menyebut kegiatan ini sebagai wujud nyata kolaborasi lintas elemen untuk membangun Kalteng, sebagaimana diarahkan oleh Presiden.
“Huma Betang Night akan kita laksanakan setiap minggu. Ini adalah minggu kedua. Tujuannya untuk menjaga kearifan lokal dan membangun masyarakat Dayak modern dalam bingkai NKRI. Selain itu, kegiatan ini juga untuk menggeliatkan UMKM Kalteng agar mampu bersaing dan tidak punah di era modern,” ujar Agustiar.
Dengan tema "Melestarikan Kearifan Lokal & Spirit Huma Betang dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia", gelaran ini bukan sekadar hiburan.
Ia jadi ruang ekspresi kebudayaan yang mempertemukan tradisi dan kreativitas kekinian. Sejumlah penari tampil memukau dengan gerak tarian adat berbalut musik etnik modern, sementara sorotan lampu menari mengikuti irama, menciptakan suasana meriah nan syahdu.
Wakil Gubernur H. Edy Pratowo turut hadir malam itu. Ia berpesan agar kawasan Bundaran Besar terus dijaga sebagai ruang publik yang produktif dan membanggakan.
“Bundaran ini adalah tempat berkumpul, bertemu, sekaligus menjadi alun-alun kebanggaan kita. Tempat ini harus kita manfaatkan untuk kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan Kalteng,” ujarnya.
Tak hanya panggung seni yang jadi magnet. Di sekeliling bundaran, deretan pelaku UMKM lokal menjajakan aneka produk dari kuliner khas Dayak, kerajinan tangan, hingga fesyen dan aksesori buatan anak muda Kalteng. Ramainya pengunjung membuat geliat ekonomi mikro tampak nyata.
Acara ini juga disiarkan langsung melalui kanal resmi Diskominfosantik Kalteng di YouTube, TikTok, Facebook, dan Instagram.
Warganet dari berbagai penjuru bisa ikut merasakan atmosfer budaya khas Bumi Tambun Bungai, meski hanya lewat layar gawai.
Dengan Huma Betang Night, Palangka Raya bukan cuma mempertontonkan budaya, tapi juga menghidupkannya sekali seminggu, di jantung kota.
Pewarta : Antonius Sepriyono