Nyaru Menteng: Menelusuri Oase Hijau yang Menyatukan Konservasi, Edukasi, dan Kearifan Lokal - Liputan Sbm

Nusantara Baru Indonesia Maju

Nusantara Baru Indonesia Maju

24 June 2025

Nyaru Menteng: Menelusuri Oase Hijau yang Menyatukan Konservasi, Edukasi, dan Kearifan Lokal




LIPUTANSBM.COM, PALANGKA RAYA — Di antara lanskap Kalimantan Tengah yang terus berkembang, Arboretum Nyaru Menteng hadir sebagai pengingat bahwa kemajuan dan kelestarian alam tak harus berjalan berseberangan. Dengan tiket masuk hanya Rp5.000, pengunjung diajak menyusuri titian sepanjang 2,4 km yang membelah hutan kota—sebuah perjumpaan antara keanekaragaman hayati, cita rasa budaya, dan komitmen konservasi.

Arboretum ini terletak di Jalan Tjilik Riwut Km 28, Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya. Jarak tempuh dari pusat kota sekitar 28 kilometer atau dapat dicapai dalam waktu 30 menit menggunakan kendaraan. Aksesibilitas yang baik menjadikan kawasan ini mudah dijangkau oleh masyarakat lokal maupun wisatawan luar daerah.

Lebih dari sekadar tempat rekreasi, kawasan ini menjadi rumah bagi sekitar 200 orangutan dalam program rehabilitasi, serta berbagai jenis tanaman endemik seperti geronggang, cemara, dan meranti. “Kami ingin menjadikan tempat ini sebagai ruang belajar hidup berdampingan dengan alam,” ujar Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, H. Agustan Saining, S.Hut., M.Si beberapa waktu lalu

Fasilitas yang tersedia cukup lengkap: pusat informasi, shelter, area perkemahan, jogging track, gazebo, MCK, hingga dermaga kecil yang memperindah lanskap. Meski beberapa pengunjung menyebut perlunya peningkatan papan informasi flora-fauna, pengalaman wisata tetap meninggalkan kesan mendalam.

Yang tak kalah menarik, terdapat Mata Air Danum Batuah Berkah—sumber air alami yang dipercaya membawa manfaat kesehatan dan spiritual. Airnya telah diuji DLH dan tersedia fasilitas minum langsung. Kepercayaan lokal ini, jika dikemas dengan narasi yang kuat, berpotensi menjadi pilar ekowisata berbasis budaya yang unik.

Meski masih ada ruang pengembangan, terutama dari sisi edukasi dan pelibatan masyarakat, langkah-langkah awal yang telah dibangun layak diapresiasi. Konservasi di Nyaru Menteng bukan hanya soal menjaga hutan, tetapi juga merajut hubungan antara manusia, satwa, dan budaya dalam satu napas.

Dengan penguatan fasilitas interpretatif dan program edukatif yang melibatkan komunitas, Nyaru Menteng bisa tumbuh menjadi contoh nasional kawasan konservasi yang mendidik sekaligus memikat.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda